RENDAH HATI, HEMAT, DAN SEDERHANA MEMBUAT HIDUP LEBIH MULIA, Materi Kelas 8 PAI SMP

    Kemuliaan hidup merupakan impian semua orang. Dalam agama Islam tolok ukur kemulaiaan hidup manusia tidaklah ditentukan oleh harta, derajat, pangkat maupun kekuasaan yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu, melainkan  dengan sesuatu yang dapat dicapai oleh semua orang yang mau berusaha yaitu  iman dan taqwa.  Hal ini sesuai dengan Alquran dalam surat Al Hujurat ayat 13, bahwa orang  paling mulia adalah yang paling bertaqwa kepada Allah.  

Dalam  takwa itu terdapat ucapan-ucapan  yang baik, perbuatan yang lurus, mulai dari niat, ucapan, hingga tindakan, serta  sifat-sifat yang terpuji. Inilah yang disebut dengan akhlakul karimah..Diantara bentuk-bentuk akhlakul karimah yang akan membentuk kemulian hidup manusia di dunia maupun di akhirat adalah Rendah hati ( tawadlu) , hidup hemat dan sederhana.Banyak ayat –ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi terkait dengan perilaku rendah hati ( tawadlu) , hidup hemat dan sederhana, diantaranya adalah Q.S. al-Furqan/25: 63, Q.S. al-Isra’/17: 26-27.

1.        Membaca ayat A Qur’an tentang Q.S. al-Isra’/17: 26-27

a.    Q.S. al-Furqan/25: 63


Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

 

b.    Q.S. al-Isra’/17: 26-27

 

 

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

 



2.        Memahami Ilmu Tajwid tentang Bacaan Mad

Dalam ilmu tajwid, terdapat beberapa hukum bacaan, diantaranya adalah hukum bacaan mad. Secara bahasa, mad berarti memanjangkan atau tambah, yakni memanjangkan suara huruf yang wajib dipanjangkan. 

Terdapat 3 (tiga) huruf mad yaitu wawu ( و ), ya ( ي ), dan alif ( ا ). Dengan hukum sebagai berikut:

§   Huruf  Wawu ( و ) jatuh setelah harakat dhammah.

§   Huruf  Ya( ي ) jatuh setelah harakat kasrah,

§   Huruf  Alif ( ا ) jatuh setelah fathah.

 

Pembagian  Bacan Mad

Secara umum, bacaan mad terbagi menjadi dua, yaitu mad thabi'i (mad asli) dan mad far'i (mad cabangnya atau bagiannya). Nah, dari mad far'i ini, nanti dibagi lagi hukum mad menjadi 14 macam mad. Adapun penjabaran dari bacaan mad sebagai berikut:

1.  Mad Thabi’i

Mad Thabi'I (mas asli)  terjadi apabila terdapat huruf  Wawu ( و ) jatuh setelah harakat dhammah., huruf  Ya( ي ) jatuh setelah harakat kasrah dan huruf  Alif ( ا ) jatuh setelah fathah. . Cara membacanya adalah dipanjangkan kira-kira satu alif atau dua harakat

contoh    سَبِيْلِ , لسَّمَاوَاتِا, يَقُوْلُ

2.   Mad Wajib Muttashil (مَدّ وَاجِبْ مُتَّصِل ).

Mad thabi’I bertemu dengan huruf hamzah ( ء ) yang berharakat fathah, dhummah ataupun kasrah dalam satu lafadz (bersambung).  Cara membaca mad ini adalah dibaca panjang dengan panjang lima harakat. Contoh:  حُنَفَآءَ, سُوْءٌ , جِيْءَ

3.       Mad Jaiz Munfashil ( جآَئِزْ مُنْفَصِل     ).

Mad thabi’i bertemu dengan huruf hamzah ( ء ) yang berharakat fathah, dhummah ataupun kasrah dalam lafadz yang berbeda ( berpisah).  Cara embaca mad ini adalah dibaca panjang dengan panjang lima harakat.

        Contoh:       أَنْزَلْنَاهُ إِنَّا,  اَنتُمْ وَلآ, اَعْبُدْ مَآ

4.         Mad ‘Aridh Lis-sukuun (مَدّ عَارِضْ للسُّكُوْنِ).

Mad thabi’i yang bertemu dengan huruf hidup di yang diwaqafkan ( dibaca waqaf). Cara membaca mad ini adalah dibaca  panjang dua sampai enam rakaat. Contoh: ٱلۡخَٰسِرُونَ , ٱلظَّٰلِمِينَ, ٱلۡخَنَّاسِ

5.         Mad ‘Iwadh (مَدّ عِوَاضْ).

Mad yang terjadi karena terdapat huruf yang berharakat fathah tanwin yang terletak pada waqaf ( diwaqafkan). Cara membaca mad ini adalah dibaca pathah panjang dua harakat. Contoh: نَهَارٗا, يُسْرًا رَحِيْماً

6.         Mad Badal (مَدّ بَدَلْ).

Bacaan mad  terjadi karena adanya huruf hamzah yang bertemu dengan huruf mad. Panjang mad ini adalah dua harakat. Contoh:   أُوْتِيَ , إِيْمَانٌ

7.         Mad Lin/Layyin (   لين مَد)

Apabila terdapat   huruf wawu sukun (وْ) dan ya’ sukun (يْ) sedangkan sebelumnya terdapat huruf berharakat fathah dan dibaca waqaf ( berhenti). Cara membacanya adalah huruf wawu sukun atau ya’ sukun dibaca panjang bisa memilih 1,2, atau 3 alif namun harus konsisten. Contoh :  الْمَوْتِ, الْبَيْتِ

8.         Mad Lazim Mukhoffaf Kilmi (مَدّ لَازِمٌ مُخَفَّفْ كِلْمِيٌّ).

Mad ini terjadi karena adanya mad thabi’i  bertemu dengan huruf mati atau sukun. Mad ini panjangnya adalah enam harakat. Bacaan mad ini hanya ada satu dalam al-Qur’an yang yang terdapat pada dua ayat. Yakni pada QS. Yunus (10): 51 dan 91. Seperti berikut ini: ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ كُنتُم , ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ

9.         Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi (مَدّ لَازِمٌ مُثَقَلْ كِلْمِيٌّ).

Bacaan Mad ini terjadi karena mad thabi’i bertemu dengan tanda baca tasydid pada satu lafadz. Mad ini dibaca panjang enam harakat. Contoh:, ٱلصَّآخَّةُ

10.     Mad Lazim Harfi Mukhaffaf (مَدّ لَازِمٌ حَرْفِي مُخَفَّفْ).

Bacaan mad yang terletak pada huruf-huruf di awal surat, serta tidak di idghamkan (tidak memakai tasydid). Panjang mad ini adalah dua sampai enam harakat. Contoh:  يس, طه,  ق

11.     Mad Lazim Harfi Musyabba’ (مَدّ لَازِمٌ حَرْفِي مُشَبَّعٌ).

Bacaan mad ini hamper sama dengan mad lazim harfi mukhaffaf. Yang membedakannya adalah bacaan mad yang terletak di awal surat tersebut tidak di idghamkan. Panjang bacaan mad ini adalah enam harakat. Contoh:.   , طسمّ , آلمّ (huruf lam  dan huruf miim dibaca panjang  )

12.     Mad Shilah Qashirah (قَصِرة صِلَةٌ  مَدّ)

Mad yang terjadi ketika terdapat Ha dhamir ﻪ , ه ) sebagai huruf hidup dan berada di antara dua huruf  yang berharakat hidup. Cara membacanya dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat. Contoh: هَاوِيَةٌ فَاُمُّهٗ, نِّعْمَةٍ مِنْ عِنْدَهٗ

Kecuali satu didalam Al Qur’an dalam surat al furqan ayat 69, yaitu pada lafal  harus  مُهَانًا  فِيْهٖ dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat/ketukan.

 

13.     Mad Shilah Thawiilah ( مَدّ صِلَةٌ طَوِيْلَةٌ).

Mad ini hamper sama dengan mad shilah qashirah. Yang membedakannya adalah setelah huruf ha’ dhamir  ﻪ , ه ) tersebut terdapat huruf alif atau hamzah, tetapi dalam kalimat yang terpisah. Panjang mad ini adalah lima harakat. Contoh:   وَلَهُۥٓ أُخۡتٞ

14.     Mad Tamkin (مَدّ تَمكِينْ).

Adanya huruf ya’ yang berharakat sukun (يْ) yang jatuh setelah huruf ya’ yang bertasydid dan berharakat kasrah ( يِّ). Panjang mad ini adalah dua harakat. Contoh:

وَالنَّبِيِّيْنَ, حُيِّيْتُمْ

15.     Mad Farqi (فَرْقِ مَدْ) .

Mad badal yang bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjang mad ini adalah tiga alif atau enam harakat. Contoh: قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ قُلۡ ءَآلذَّكَرَيْنِ




3.     Memahami Kandungan dan pesan-pesan yang terdapat dalam Q.S. al-Furqan/25: 63, Q.S. al-Isra’/17: 26-27

a.    Q.S. al-Furqan/25: 63,

Ayat ini mengajarkan kepada manusia untuk memiliki sifat rendah hati, Bahkan menempatkan sifat rendah hati sebagai sifat dari hamba-hamba yang baik. Rendah hati adalah sifat tidak sombong atau tidak angkuh. Orang yang rendah hati tidak merasa dinya lebih dari orang lain. Sifat hendah hati tumbuh karena adanya kesadaran diri sebagai seorang hamba yang tidak memiliki apapun, karena hakikatnya semua yang kita miliki adalah milik Alloh dan akan kembali kepada Nya, baik iku harta, kekuasaan maupun nikmat yang lainnya.

Nama lain dari rendah hati adalah Tawadlu. Tawadhu adalah sifat yang tampak dalam perilku seseorang yang selalu menghargai, menghormati dak tidak pernah merendahkan orang lain. Sifat ini lebih dari  tata krama biasa yang lahir dari  sikap batin yang diwujudkan secara proporsional dalam perilaku sehari-hari . Sifat tawadlu  ini terlihat dari cara bicara atau tutur kata yang lemah lembut, jauh dari ucapan yang menyakiti orang lain, tidak pernah menunjukkan kelebihan diri.  Bahkan digambarkan dan Q.S. Al Furqin ayat 63 ini bahwa orang yang rendah hati tidak akan membalas sapaan orang-orang yang jahil dengan ucapan salam atau keselamatan. Sedangkan perilaku yang tampak dari sifat ini adalah sopan santun, menghargai pendapat orang lain, dan tidak  pernah memaksakan kehendak.  Tidak pernah membedakan teman apalagi sampai melakukan bullying kepada orang lain. Perilaku tawadhu atau rendah hati merupakan salah satu cerminan seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT.

Sifat rendah hati atau tawadlu akan mendatangkan ketenangan dalam hidup, baik bagi pemilik sifat ini maupun lingkungan nya.  Oleh karena itu kita  harus menghiasi diri dengan sifat rendah hati, baik kepada orang tua, guru, teman maupun orang yang tidak dikenal. Kepada orang tua seorang anak harus menghormati dan menghargai jerih payahnya dalam bentuk selalu sopan dan santun, mendengarkan nasehatnya, tidak merasa lebih pintar dari orang tua, selalu menjadi  penyejuk hatinya, kepada guru seorang siswa dapat menunjukkan tawadluknya dengan sopan dan santun, mengikuti scenario pembelajaran yang sudah disiapkan guru, selalu mendengarkan nasehatnya.  Sedangkan kepada teman dapat ditunjukkan dalam bentuk saling meghargai, dapat bergaul dengan semua teman dan tidak membeda-bedakannya. Tidak pernah berlaku buruk kepada teman.

Lawan dari sifat rendah hati adalah sifat sombong atau atau  takabur. Takabur adalah sikap berbangga diri dan menganggap bahwa hanya dirinya yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain. Alloh SWT sangat membenci orang yang sombong karena memang sangat tidak pantas melekat pada manusia, Sebagaiman firman Alloh SWT.dalam surat An Nahl ayat 23

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.

         Sabda Rasululloh SAW


Dari Abdullah bin Mas’ûd, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?”) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan menyintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.  [HR. Muslim,]

Demikianlah ajaran Islam tentang rendah hati yang sangat dicintai Alloh SWT dan sesama manusia, dan sebaliknya sifat sombong yang sangat berat akibat yang akan ditanggung di akhirat, sementara di dunia juga sangat dibenci oleh manusia.


b.         Q.S. al-Isra’/17: 26-27

Ayat ini melarang manusia untuk untuk menghambur-hamburkan harta yang kita miliki secara boros atau berlebihan atau yang disebut mubadzir. Karena pemboros itu merupakan teman syetan. Syetan selalu dekat dengan kedurhakaan dan kemaksiatan,Jadi perilaku boros akan memudahkan jalan syetan untuk masuk dan mengelabui manusia dan pada akhirnya akan terjerumus pada perilaku maksiat dan durhaka kepada Alloh. Islam juga melarang manusia untuk berlaku kikir atau bakhil. Bakhil menurut bahasa menahan sesuatu. Sedangkan menurut istilah, adalah perbuatan seseorang menahan atau tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan kepada seseorang yang pantas menerima. Islam mengajarkan manusia untuk berlaku diantara boros dan kikir atau yang disebur dengan hemat.

 Hemat adalah membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan. Islam mengajarkan kesederhanaan, sehingga kita harus membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan saja, seperlunya saja dan tidak boleh berlebihan. Kita harus menerapkan pola hidup hemat dan menjauhi pola hidup boros dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat kita lakukan di antaranya dengan  menggunakan air dan listrik seperlunya saja. Air dan listrik adalah kebutuhan vital manusia, sehingga harus dijaga untuk kelestariannya agar tidak mengalami krisis yang akan menyengsarakan manusia itu sendiri.

Dengan hidup hemat, manusia dapat menabung untuk masa depan yang lebih baik. Masa depan yang sementara di dunia yang mau tidak mau tidak bisa lepas dari kebutuhan akan materi, dan masa depan yang hakiki di akhirat yang akan menolong untuk lepas dari penjara akhirat dan masuk ke dalam surga. Menabung di dunia dilakukan dengan menyisihkan sebagian penghasilan dan menabung di akhirat dengan cara menyalurkan sebagian harta yang dimiliki untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan dalam bentuk sadaqah, infaq, zakat dll.

Dengan berpola hidup hemat dan menjauhi pola hidup boros akan dapat mengantarkan manusia pada kemuliaan hidup baik di dunia dan di akhirat. Tercukupkan kebutuhannya, dijauhkan dari kefakiran dan sekaligus dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab nya sebagai hamba Alloh yang selalu beribadah kepada Alloh SWT.

.


 

Posting Komentar untuk "RENDAH HATI, HEMAT, DAN SEDERHANA MEMBUAT HIDUP LEBIH MULIA, Materi Kelas 8 PAI SMP"